Sambil
menunggu adikku ke kamar, aku ingin cerita lagi tentang pengalaman sex ku yang
lain. Masih ingat nggak supirku yang kemarin aku ceritakan? Kisah ini terjadi setelah
kejadian kamar mandi itu. Sebenarnya, Aku pertama mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama
itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh.
Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh
dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku
menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.
Semenjak
kejadian di kamar mandi itu, Supirku itu
sudah berani mengamati bentuk tubuhku, selain karena dia sudah pernah
menyentuhku, aku juga sering memakai baju yang minim ketika di depannya. Aku sudah
tidak perduli lagi, toh dia juga sudah pernah menyentuh tubuhku. Meskipun
begitu, waktu kejadian itu kami nggak sempat ML loh? Dia menolak waktu aku ajak
ML dengan alasan takut berdosa sama orang tuaku. Bagaimanapun dia sudah lama
berkerja di rumah kami sejak aku masih SD.
Akan tetapi, Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku dijemput oleh dia. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.
Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Sedangkan adikku saat itu lagi bermalam di rumah Paman di Bogor. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.
Dia mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rokku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepalanya yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku.
Akan tetapi, Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku dijemput oleh dia. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.
Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Sedangkan adikku saat itu lagi bermalam di rumah Paman di Bogor. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.
Dia mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rokku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepalanya yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku.
Sesaat
kemudian, Dia menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula
celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Vaginaku sudah tidak tertutup
apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang
dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang
ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke
payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu
menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.
Aku
meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Dia semakin buas,
jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai
mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia
dapat melihat jelas payudaraku.
Aku
merasakan Kontol di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Dia sangat
bernafsu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putting Payudaraku.
Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya.
Ketika dia menciumi leherku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu
kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku
hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek
waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih
dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air
liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya
bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.
Dia melumat bibirku dan mulutku terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Dia melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Kontolmys begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
Dia melumat bibirku dan mulutku terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Dia melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Kontolmys begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
Kubimbing
penis dalam genggamanku ke mulutku, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena
ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus
menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku
terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku.
Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
"Uaahh..
" ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di
payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku. Setelah lewat
15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau
cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih
lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia
berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku.
Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan
yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.
Penisnya
yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata,
meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku
yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos
vaginaku walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.
Dia
memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku
sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata dia
lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat
ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah
bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai
berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku,
semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya
ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku
menyuruhnya berhenti sebentar, namun Dia yang sudah kalap ini tidak
mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya
serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam
desahan dan gelinjang tubuh kami.
Dengan
tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Dari posisi berlutut,
dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan
nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku.
Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan
cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin
kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat
vaginaku terasa diobok-obok.
Aku
mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan
perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku
sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata
air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku. badanku sudah basah berkeringat
sampai bajuku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Dia meloloskan
pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rokku yang dia turunkan lewat
kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah
cincin yang melingkar di jariku.
Butir-butir
keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Kemudian dia
balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat. Akupun mengangkat
pantatku memamerkan vaginaku di hadapan wajahnya. Dia mendekatkan wajahnya ke
sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan
mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan
pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan
sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku.
Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai
terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku
mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal
dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
Di
tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras
dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana
bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit
bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku
hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding
kemaluanku. "Oouuhh…"
itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke
dalam vaginaku.
Dia
mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama
frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar
keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia
mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana,
tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku.
Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh
tubuhku.
Aku
menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang
bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin
menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun
meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat
kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa
melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus
berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi
dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang
tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan
badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.
Mengetahui
aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring
telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui
dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya
beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari
kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang
menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun.
Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping
sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras,
menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada
diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya.
Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan
panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya
menimbulkan suara kecipak.
Dia sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.
Dia sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.
Sejak
saat itu, Dia sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada
kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya.
Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan
saja terkadang saat aku sedang tidak moodpun dia memaksaku. Bahkan pernah suatu
ketika, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12
malam dan ortuku sudah tidur), aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad
memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak
berjauhan dariku. Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap
di depan orang lain, terutama ortuku dan adikku serta lebih berhati-hati kalau
aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan
kemudian Dia berhenti kerja.
Eh
sudah dulu yah? Udah mau jam dua nih. Adikku sebentar lagi mau datang. Seperti cerita
sebelumnya. Nanti diceritain lagi deh gimana serunya malam ini. Mmmuaaachhhhh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar